|
|

ANALISA

HUKUM

AGRARIA

SEJARAH

Terkini
|

Sambut Milad, IMM Usung Misi Dakwah Kebangsaan, Luruskan ‘Kiblat Bangsa’

Sabtu, 14 Maret 2015


Jakarta - Kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bukanlah suatu peristiwa kebetulan dalam sejarah (an historical accident). Melainkan keharusan sejarah (historical inevitability). Kelahiran IMM untuk mewujudkan cita-cita Muhammadiyah. sebagai organisasi dakwah. IMM lahir untuk merespon persoalan-persoalan keummatan dan kebangsaan. Maka dari itu, IMM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah,  harus kembali pada identitasnya, sebagai organisasi dakwah. Untuk mencerahkan umat baik secara pemahaman maupun tindakan. Di Usia yang ke-51 tahun, IMM mengusung visi Dakwah Kebangsaan, Meluruskan Kiblat Bangsa, yang saat ini tidak lagi berpijak pada nilai-nilai Ilahiah yang transformasinya pada Nilai-nilai kemanusiaan Universal, melainkan menghamba pada penjajah gaya baru ( neo-imperialis).

Hal tersebut disampaikan oleh Taufan Putra Revolusi, Ketua Bidang Hikmah dan Advokasi Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) dalam press release yang dikirim kepada redaksi Ipublika (14/3).

Dalam konteks kekinian, IMM harus mampu menjawab problematika kebangsaan. Karena untuk itulah IMM lahir. Kondisi bangsa disaat IMM lahir, tidak jauh berbeda dengan kondisi bangsa hari ini. Akbiat salah urus Negara.  Contoh dari salah urus Negara diantaranya :

  1. Runtuhnya kedaulatan ekonomi akibat Kebijakan Ekonomi Liberal, yang tidak pro-rakyat,
  2. Konflik politik di tingkatan elit demi kekuasaan.
  3. Kemiskinan, Kebodohan, Penganguran, dan mahalnya harga kesehatan
  4. Konflik horizontal
  5. Terorisme dan Ancaman Disintegrasi Bangsa
  6. Disparitas pembangunan di kawasan Indonesia Timur,
  7. Hukum masih tebang pilih
  8. Globalisasi tanpa filterisasi, yang meruntuhkan budaya bangsa yang humanis, ‘sosialis, menjadi individualis, materialis.

Untuk Internal Umat Islam, diantaranya, kondisi  umat Islam yang lemah secara ekonomi – politik dan nilai-nilai agama seakan ‘dimuseumkan’.

Untuk itu, Kader IMM harus terus melestarikan dan mengaktualisasikan ideologi Muhammadiyah, meningkatkan kapasitas dan kualitas, baik mental dan intelektual, sebagai ‘iron stock’ pelopor, penerus, dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah. Kader IMM harus bersiap menjadi kader persyarikatan, Kader IMM harus bersiap menjadi kader umat, mencerahkan dan menjadi teladan bagi umat yang saat ini krisis keteladanan. Dan terakhir, Kader IMM harus matang sebagai kader bangsa. Sebagai decision maker, yang pada waktunya nanti mampu meluruskan ‘Kiblat Bangsa’.

Di akhir press release, DPP IMM menyatakan sikap menangapi kondisi kebangsaan hari ini. Berikut pernyataan sikap DPP IMM 
  • Mendesak Pemerintah untuk mewujudkan agenda TRISAKTI, Ekonomi Berdikari. Luruskan Kiblat ekonomi bangsa dari ekonomi neolib, yang cenderung merugikan rakyat Indonesia. Menguntungkan para penjajah gaya baru (neo-imperialis), pada sistem ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil.
  • Batalkan Keputusan Pemerintah Mencabut Subsidi BBM. Agenda ekonomi liberal yang pertama terwujud dari pemerintahan hari ini.
  • Batalkan MOU amandemen kontrak karya PT Freeport yang melanggar UU Minerba No.4/2009, yang sangat merugikan rakyat Indonesia. Menteri ESDM harus bertanggung jawab.
  • Hentikan Politik adudomba Penguasa yang membunuh demokrasi, dengan menciptakan konflik dalam tubuh partai Politik, untuk kepentingan kekuasaan.
  • Tolak wacana penambahan anggaran 1 Trilyun rupiah kepada partai politik. Wacana dari kemendagri ini Belum tepat pada kondisi bangsa saat ini. Masih banyak wong cilik yang patut diprioritaskan daripada elit politik yang saling bertikai untuk kekuasaan. Miris, subsidi untuk rakyat dipangkas, malah dialihkan untuk elit politik.
  • Mendesak pemerintah agar secepatnya mengambil langkah solutif melemahnya rupiah. Kemenkeu, BI, lambat dalam mengambil langkah. 
  •  Mendesak KPK, POLRI, Kejaksaan, Kehakiman, MK, agar menjalankan fungsinya sesuai UU, tidak tebang pilih dan bersandar pada hukum yang berlaku serta tidak terpengaruh oleh ‘interest politik’ manapun
  • Mendesak Pemerintah untuk memprioritaskan pembangunan di kawasan Indonesia Timur, sehingga tidak terjadi disparitas, salah satu pemicu ancaman disintegrasi bangsa.
Milad atau hari kelahiran ke-51 Tahun DPP IMM mengangkat tema  “Mencerahkan Umat, Menduniakan Gerakan, Mengabdi Untuk Bangsa Demi Indonesia Berkemajuan”. Ketua Umum DPP IMM, Beni Pramula mengatakan bahwa IMM hari ini harus terus menjalankan fungsinya sebagai social of confrol, moral force dan pemasok kesadaran bagi umat.

“Kami mengangkat tema tersebut karena bagi kami, di usia dewasa tepatnya ke 51 tahun, dengan harapan, IMM dapat terus menjalankan fungsinya sebagai moral force dan pemasok kesadaran bagi umat. Mampu mencerahkan umat, dan menjadi teladan bagi umat. Hari ini, IMM semakin giat mengabdi untuk bangsa bersentuhan langsung dengan masyarakat dan menjawab problematika yang terjadi disekitarnya. IMM lahir untuk mengabdi pada bangsa. Bukan mengabdi pada penguasa. Oleh karenanya, kritisisme IMM terus terjaga, independen, tanpa ditunggangi oleh kepentingan politik kelompok manapun, selain mengakomodasi kepentingan kaum Dhuafa dan Mustadha'afin, atau rakyat ‘kecil’ dan tertindas.”. Tegas Beni saat dihubungi ipublika di Jakarta (14/3).

“Menduniakan Ikatan, sudah lama dimulai oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, utamanya di periodesasi ini. Untuk ‘menduniakan ide, gagasan, dan nilai-nilai perjuangan ikatan’. Telah banyak agenda internasional, dimana IMM turut berpartisipasi didalamnya. Diantaranya Konferensi bertajuk “New Understanding of History in East Asia: From History of Conflict to the History of Shared Understanding” merupakan bentuk tanggungjawab dan dukungan IMM sebagai organisasi kepemudaan untuk ikut serta merancang dan menyelenggarakan perdamaian dunia di wilayah Asia Timur. pada 17 Agustus hingga 21 Agustus. Dan yang terkini, IMM juga turut menginisiasi Konferensi Asia-Afrika (KAA), yang akan dilaksanakan pada bulan April 2015 mendatang di Bandung. Salah satu gagasan yang didorong IMM pada kegiatan tersebut adalah mendorong terwujudnya Negara Palestina Merdeka”. Lanjutnya.

Milad IMM ke-51 yang jatuh pada tanggal 14 Maret. Diawali dengan berbagai Rangkaian kegiatan, diantaranya, Diskusi DPP IMM dengan tema “Idealisme Gerakan IMM ditengah serbuan Pragmatisme dan Politisasi Gerakan”, yang dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2015 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, aksi damai memperingati Hari Perempuan Sedunia, mengecam kekerasan terhadap perempuan, di kawasan Bundaran Indonesia, Jakarta, Minggu pagi 8 Maret, Konfrensi Pers pada tanggal 14 Maret, Seminar Internasional pada tanggal 21 Maret, di UHAMKA Jakarta, Bakti Sosial Pemeriksaan kesehatan Gratis pada tanggal 22 Maret, Seminar Kebangsaan dengan Tema “Indonesia Harmoni”, pada tanggal 25 Maret, dan ditutup pada tanggal 28 Maret dengan Lomba Futsal, Silatnas Forum Komunikasi Alumni (Fokal), dan acara puncak ceremonial pada malam harinya.

Di akhir wawancara, Beni menyampaikan pesan kepada kader-kader IMM se-Indonesia. Sambil menyampaikan selamat milad IMM.

“Selamat Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ke-51, kepada semua kader IMM se-Indonesia, Mari Menduniakan Ikatan dan Membumikan Gerakan, Mari Perjuangkan Dakwah Kebangsaan, Luruskan Kiblat Bangsa, serta jangan lupa Jadilah Kader Muhammadiyah Sejati”. Tutup Beni.


            

share

Menarik