Muktamar Muhammadiyah bagikan Perkampungan untuk Penggembira
Posted on Senin, 23 Maret 2015 Tidak ada komentarAntisipasi Bencana, MDMC Muhammadiyah Latihan Kesiapsiagaan
Posted on Senin, 16 Maret 2015 Tidak ada komentarHal tersebut disampaikan Dr. Mustari Bosra, wakil ketua PWM Sulawesi Selatan dalam pembukaan pelatihan dasar kesiapsiagaan dan kesiapan masyarakat untuk kedaruratan dan bencana (HPCRED), di Hotel Anugrah, Jalan Pengayoman, Makassar, Senin (16/03).
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang bekerjasama dengan Australian Goverment, Departement of Foregn Affairs and Trade, Badan Nasional penaggulangan bencana (BNBD), Badan penaggulangan bencana daerah (BPBD) Sulsel, dan RSIA Siti Khadijah I Makassar.
Ketua panitia, dr. Kadri Rusman menyampaikan bahwa kegiatan diikuti oleh beberapa direktur dan kepala unit gawat darurat (UGD) dari rumah sakit (RS) Siti Khadijah I dan III Makassar, direktur RS Siti Khadijah Pinrang, BPBD kota Makassar, PMI Makassar, tim bantuan medis dari Unismuh, UMI dan Unhas, dinas sosial dan dinas kesehatan kota Makassar serta pimpinan Muhammadiyah dan Ortom Muhammadiyah kota Makassar. "Semua undangan tersebut diundang secara khusus, ini untuk efektivitas dan tercapainya substansi kegiatan," terangnya.
Adapun kegiatan ini lanjut Kadri, bertujuan untuk membantu terciptanya rumah sakit dan tenaga yang siap siaga dalam hal penanggulangan bencana. "Kasiapsiagaannya itu meliputi fasilitas dan penatalaksanaan pelayanan kesehatan dalam menangani kedaruratan sehari-hari maupun yang bersifat massal."
Kadri berharap melalui training ini, dapat menjadi langkah awal akan terciptanya partisipan yang akan berkontribusi dalam mendorong dan mengawal rumah sakit untuk tanggap bencana, sehingga dapat menalangi kedaruratan yang sewaktu-waktu terjadi.
Sesuai agenda, kegiatan ini akan terlaksana selama 4 hari, dari tanggal 16 hingga 19 Maret 2015 mendatang. (KR)
Sambut Milad, IMM Usung Misi Dakwah Kebangsaan, Luruskan ‘Kiblat Bangsa’
Posted on Sabtu, 14 Maret 2015 Tidak ada komentarHal tersebut disampaikan oleh Taufan Putra Revolusi, Ketua Bidang Hikmah dan Advokasi Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) dalam press release yang dikirim kepada redaksi Ipublika (14/3).
- Runtuhnya kedaulatan ekonomi akibat Kebijakan Ekonomi Liberal, yang tidak pro-rakyat,
- Konflik politik di tingkatan elit demi kekuasaan.
- Kemiskinan, Kebodohan, Penganguran, dan mahalnya harga kesehatan
- Konflik horizontal
- Terorisme dan Ancaman Disintegrasi Bangsa
- Disparitas pembangunan di kawasan Indonesia Timur,
- Hukum masih tebang pilih
- Globalisasi tanpa filterisasi, yang meruntuhkan budaya bangsa yang humanis, ‘sosialis, menjadi individualis, materialis.
- Mendesak Pemerintah untuk mewujudkan agenda TRISAKTI, Ekonomi Berdikari. Luruskan Kiblat ekonomi bangsa dari ekonomi neolib, yang cenderung merugikan rakyat Indonesia. Menguntungkan para penjajah gaya baru (neo-imperialis), pada sistem ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil.
- Batalkan Keputusan Pemerintah Mencabut Subsidi BBM. Agenda ekonomi liberal yang pertama terwujud dari pemerintahan hari ini.
- Batalkan MOU amandemen kontrak karya PT Freeport yang melanggar UU Minerba No.4/2009, yang sangat merugikan rakyat Indonesia. Menteri ESDM harus bertanggung jawab.
- Hentikan Politik adudomba Penguasa yang membunuh demokrasi, dengan menciptakan konflik dalam tubuh partai Politik, untuk kepentingan kekuasaan.
- Tolak wacana penambahan anggaran 1 Trilyun rupiah kepada partai politik. Wacana dari kemendagri ini Belum tepat pada kondisi bangsa saat ini. Masih banyak wong cilik yang patut diprioritaskan daripada elit politik yang saling bertikai untuk kekuasaan. Miris, subsidi untuk rakyat dipangkas, malah dialihkan untuk elit politik.
- Mendesak pemerintah agar secepatnya mengambil langkah solutif melemahnya rupiah. Kemenkeu, BI, lambat dalam mengambil langkah.
- Mendesak KPK, POLRI, Kejaksaan, Kehakiman, MK, agar menjalankan fungsinya sesuai UU, tidak tebang pilih dan bersandar pada hukum yang berlaku serta tidak terpengaruh oleh ‘interest politik’ manapun
- Mendesak Pemerintah untuk memprioritaskan pembangunan di kawasan Indonesia Timur, sehingga tidak terjadi disparitas, salah satu pemicu ancaman disintegrasi bangsa.
BWI Kota Medan: Amankan Tanah Wakaf Yang Belum Terdata
Posted on Selasa, 10 Maret 2015 Tidak ada komentarMedan, iPublika--Badan Wakaf Indonesia (BWI) kota Medan yang sudah dilantik pada tanggal 26 Februari 2015 lalu diminta mampu mengamankan tanah wakaf.
Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. H. M. Yasir Nasution, MA, BWI Sumatera Utaa dalam sambutannya di Aula Kementrian Agama kota Medan, beberapa waktu lalu.
"Mengganti status tanah wakaf di atur sesuai dengan undang-undang, status wakaf tetap wakaf, tidak bisa berganti," ujarnya.
Menurut anggota Divisi Kelembagaan BWI Kota Medan, Syamsul Amri Siregar. STh.I, sebagai sarana ibadah dan sosial wakaf juga diperlukan untuk mengangkat perekonomian masyarakat.
"Tugas yang diamanahkan oleh pengurus BWI Kota Medan bukanlah hal yang mudah, berhubung persoalan tanah wakaf di kota medan sangat banyak yang belum didata, ditata dan dikelola," kata Syamsul.
"Jadi, tentunya sangat diperlukan peranan pemerintah, kepolisian, dan masyarakat untuk membantu mendata, menata dan mengelola tanah wakaf," tambah dia.
Mantan pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini melanjutkan bahwa wakaf juga harus mampu digerakkan untuk sektor produktif. Agar produktifitas wakaf itu hasilnya bisa dimanfaatkan oleh ummat Islam khususnya kota medan.
Dalam pelantikan tersebut turut serta dihadiri Walikota Medan Drs. H. T. Dzulmi Eldin, MSi, Ketua Kemenag Kota Medan, BWI Sumut dan KUA Se kota Medan.
DPP IMM minta PAN Prioritaskan Kader Muhammadiyah
Posted on Kamis, 26 Februari 2015 Tidak ada komentarKawal Target Produksi Tani, Abdya Gulirkan Program 'GEMES'
Posted on Rabu, 18 Februari 2015 Tidak ada komentarDitargetkan 76.480,4 ton hasil panen dari luas tanam 15.022,44, IP 1,32, luas panen 13.254,70 dan provitas 5,80 ton/hektar (konstribusi 100%). Untuk memenuhi target ini menurut Maswadi, petani harus mengikuti petunjuk teknis yang telah diprogramkan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Barat Daya.
"Salah satunya mengikuti kelender tanam (KATAM) juga penanganan panen dan pasca panen yang baik disamping menjaga dan merawat tanaman padi dalam hal pemberian pupuk tepat waktu, tepat jenis dan tepat dosis, juga pemberantasan hama penyakit pada tanaman padi," ujar kadistannak disaat diwawancarai diruang kerjanya.
Maswadi SP,MPd yang merupakan putra kelahiran Meukek Aceh Selatan ini menambahkan tahun 2014 petani pada penanaman masa rendengan mengalami kekurangan pupuk. Hal itu pula yang menyebabkan turunnya produksi pada tanaman padi.
Untuk tahun ini pada MT1 (masa tanam satu) dan MT2 yang telah terjadwal pada kelender tanam mengupayakan pengawasan melekat (WasKat) bersama-sama dengan Koramil dan Babinsa tentang ketersediaan pupuk dan obat-obatan tanaman padi.
"Ada dikios-kios yang telah ditunjuk dalam jumlah dan jenis pupuk baik subsidi maupun non subsidi supaya tidak ada pupuk dan obat tersebut terjual keluar daerah lain yang mengakibatkan petani kekurangan pupuk pada musim tanam MT1 dan MT2," ujarnya.
Laporan: Muharryadi