|
|

ANALISA

HUKUM

AGRARIA

SEJARAH

Terkini

HEADLINE

bisnis

POLITIK

PENDIDIKAN

maritim

KESEHATAN

muda

|

Muktamar Muhammadiyah bagikan Perkampungan untuk Penggembira

Posted on Senin, 23 Maret 2015 Tidak ada komentar
Makassar.iPublika-- Pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke 47, tak kurang dari 6 bulan lagi. Panitia lokal terus berbenah, selain pembangunan infrastruktur muktamar yang terus digenjot, persiapan lain yang tak kalah massif adalah persiapan untuk penginapan peserta.

"Hasil pembagian kerja panitia, khususnya untuk penginapan kepesertaan. Peserta penuh akan dipusatkan di kampus Unismuh, sedangkan untuk peserta penggembira diserahkan ke panitia otorita Makassar dan Gowa," kata Alfan Amin, panitia lokal bidang informasi, di Makassar, belum lama ini.

Sebagai langkah taktis dan terorganisir, panitia otorita Makassar, urai Alfan sejauh ini telah membagi perkampungan sebagai tempat penginapan untuk peserta penggembira.

"Kita telah membagi wilayah berdasarkan asal pulaunya dan ditempatkan di tiap PCM se kota Makassar dan Gowa," tambahnya.

Adapun pembagian perkampungan tersebut, antara lain untuk kampung Jawa dan Madura, ditempatkan di PCM Makassar, Bontoala, Ujung Tanah, Parang Layang, Tallo, dan Maccini. Kampung Kalimantan, di PCM Pisang, Lariang Bangi, Bara-Barayya, Mimbar. Kampung Sumatra di PCM Sambung Jawa, Mamajang, Mariso, dan Jongayya. Kampung Sulawesi di PCM Panakukang, Tello Baru, Manggala dan Biringkanayya. Untuk kampung NTT. NTB dan Bali ditempatkan di PCM Karunrung dan Minasa Upa.

Sementara itu untuk kampung Maluku dan Papua ditempatkan di Cabang Sungguminasa kabupaten Gowa.

Untuk lebih memudahkan peserta penggembira, panitia juga telah membuka pendaftaran secara online, yang dapat akses melalui www.panitiapenggembiramuktamar47.com.


Sebagaimana Muktamar-muktamar sebelumnya, diperkirakan bahwa perhelatan akbar lima tahunan organisasi Islam terbesar ini akan dihadiri jutaan warga Muhammadiyah dari seantero Nusantara. (KR)

Antisipasi Bencana, MDMC Muhammadiyah Latihan Kesiapsiagaan

Posted on Senin, 16 Maret 2015 Tidak ada komentar
Makassar-iPublika. Bencana adalah suatu peristiwa  yang mengakibatkan dampak besar bagi kehidupan. Bencana terjadi secara alami dan tidak secara alami. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menjadi suatu keharusan sebagai langkah antisipasi.

Hal tersebut disampaikan Dr. Mustari Bosra, wakil ketua PWM Sulawesi Selatan dalam pembukaan pelatihan dasar kesiapsiagaan dan kesiapan masyarakat untuk kedaruratan dan bencana (HPCRED), di Hotel Anugrah, Jalan Pengayoman, Makassar, Senin (16/03).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang bekerjasama dengan Australian Goverment, Departement of Foregn Affairs and Trade, Badan Nasional penaggulangan bencana (BNBD), Badan penaggulangan bencana daerah (BPBD) Sulsel, dan RSIA Siti Khadijah I Makassar.

Ketua panitia, dr. Kadri Rusman menyampaikan bahwa kegiatan diikuti oleh beberapa direktur dan kepala unit gawat darurat (UGD) dari rumah sakit (RS) Siti Khadijah I dan III Makassar, direktur RS Siti Khadijah Pinrang, BPBD kota Makassar, PMI Makassar, tim bantuan medis dari Unismuh, UMI dan Unhas, dinas sosial dan dinas kesehatan kota Makassar serta pimpinan Muhammadiyah dan Ortom Muhammadiyah kota Makassar. "Semua undangan tersebut diundang secara khusus, ini untuk efektivitas dan tercapainya substansi kegiatan," terangnya.

Adapun kegiatan ini lanjut Kadri, bertujuan untuk membantu terciptanya rumah sakit dan tenaga yang siap siaga dalam hal penanggulangan bencana. "Kasiapsiagaannya itu meliputi fasilitas dan penatalaksanaan pelayanan kesehatan dalam menangani kedaruratan sehari-hari maupun yang bersifat massal."

Kadri berharap melalui training ini, dapat menjadi langkah awal akan terciptanya partisipan yang akan berkontribusi dalam mendorong dan mengawal rumah sakit untuk tanggap bencana, sehingga dapat menalangi kedaruratan yang sewaktu-waktu terjadi.

Sesuai agenda, kegiatan ini akan terlaksana selama 4 hari, dari tanggal 16 hingga 19 Maret 2015 mendatang. (KR)

Sambut Milad, IMM Usung Misi Dakwah Kebangsaan, Luruskan ‘Kiblat Bangsa’

Posted on Sabtu, 14 Maret 2015 Tidak ada komentar

Jakarta - Kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bukanlah suatu peristiwa kebetulan dalam sejarah (an historical accident). Melainkan keharusan sejarah (historical inevitability). Kelahiran IMM untuk mewujudkan cita-cita Muhammadiyah. sebagai organisasi dakwah. IMM lahir untuk merespon persoalan-persoalan keummatan dan kebangsaan. Maka dari itu, IMM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah,  harus kembali pada identitasnya, sebagai organisasi dakwah. Untuk mencerahkan umat baik secara pemahaman maupun tindakan. Di Usia yang ke-51 tahun, IMM mengusung visi Dakwah Kebangsaan, Meluruskan Kiblat Bangsa, yang saat ini tidak lagi berpijak pada nilai-nilai Ilahiah yang transformasinya pada Nilai-nilai kemanusiaan Universal, melainkan menghamba pada penjajah gaya baru ( neo-imperialis).

Hal tersebut disampaikan oleh Taufan Putra Revolusi, Ketua Bidang Hikmah dan Advokasi Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) dalam press release yang dikirim kepada redaksi Ipublika (14/3).

Dalam konteks kekinian, IMM harus mampu menjawab problematika kebangsaan. Karena untuk itulah IMM lahir. Kondisi bangsa disaat IMM lahir, tidak jauh berbeda dengan kondisi bangsa hari ini. Akbiat salah urus Negara.  Contoh dari salah urus Negara diantaranya :

  1. Runtuhnya kedaulatan ekonomi akibat Kebijakan Ekonomi Liberal, yang tidak pro-rakyat,
  2. Konflik politik di tingkatan elit demi kekuasaan.
  3. Kemiskinan, Kebodohan, Penganguran, dan mahalnya harga kesehatan
  4. Konflik horizontal
  5. Terorisme dan Ancaman Disintegrasi Bangsa
  6. Disparitas pembangunan di kawasan Indonesia Timur,
  7. Hukum masih tebang pilih
  8. Globalisasi tanpa filterisasi, yang meruntuhkan budaya bangsa yang humanis, ‘sosialis, menjadi individualis, materialis.

Untuk Internal Umat Islam, diantaranya, kondisi  umat Islam yang lemah secara ekonomi – politik dan nilai-nilai agama seakan ‘dimuseumkan’.

Untuk itu, Kader IMM harus terus melestarikan dan mengaktualisasikan ideologi Muhammadiyah, meningkatkan kapasitas dan kualitas, baik mental dan intelektual, sebagai ‘iron stock’ pelopor, penerus, dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah. Kader IMM harus bersiap menjadi kader persyarikatan, Kader IMM harus bersiap menjadi kader umat, mencerahkan dan menjadi teladan bagi umat yang saat ini krisis keteladanan. Dan terakhir, Kader IMM harus matang sebagai kader bangsa. Sebagai decision maker, yang pada waktunya nanti mampu meluruskan ‘Kiblat Bangsa’.

Di akhir press release, DPP IMM menyatakan sikap menangapi kondisi kebangsaan hari ini. Berikut pernyataan sikap DPP IMM 
  • Mendesak Pemerintah untuk mewujudkan agenda TRISAKTI, Ekonomi Berdikari. Luruskan Kiblat ekonomi bangsa dari ekonomi neolib, yang cenderung merugikan rakyat Indonesia. Menguntungkan para penjajah gaya baru (neo-imperialis), pada sistem ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil.
  • Batalkan Keputusan Pemerintah Mencabut Subsidi BBM. Agenda ekonomi liberal yang pertama terwujud dari pemerintahan hari ini.
  • Batalkan MOU amandemen kontrak karya PT Freeport yang melanggar UU Minerba No.4/2009, yang sangat merugikan rakyat Indonesia. Menteri ESDM harus bertanggung jawab.
  • Hentikan Politik adudomba Penguasa yang membunuh demokrasi, dengan menciptakan konflik dalam tubuh partai Politik, untuk kepentingan kekuasaan.
  • Tolak wacana penambahan anggaran 1 Trilyun rupiah kepada partai politik. Wacana dari kemendagri ini Belum tepat pada kondisi bangsa saat ini. Masih banyak wong cilik yang patut diprioritaskan daripada elit politik yang saling bertikai untuk kekuasaan. Miris, subsidi untuk rakyat dipangkas, malah dialihkan untuk elit politik.
  • Mendesak pemerintah agar secepatnya mengambil langkah solutif melemahnya rupiah. Kemenkeu, BI, lambat dalam mengambil langkah. 
  •  Mendesak KPK, POLRI, Kejaksaan, Kehakiman, MK, agar menjalankan fungsinya sesuai UU, tidak tebang pilih dan bersandar pada hukum yang berlaku serta tidak terpengaruh oleh ‘interest politik’ manapun
  • Mendesak Pemerintah untuk memprioritaskan pembangunan di kawasan Indonesia Timur, sehingga tidak terjadi disparitas, salah satu pemicu ancaman disintegrasi bangsa.
Milad atau hari kelahiran ke-51 Tahun DPP IMM mengangkat tema  “Mencerahkan Umat, Menduniakan Gerakan, Mengabdi Untuk Bangsa Demi Indonesia Berkemajuan”. Ketua Umum DPP IMM, Beni Pramula mengatakan bahwa IMM hari ini harus terus menjalankan fungsinya sebagai social of confrol, moral force dan pemasok kesadaran bagi umat.

“Kami mengangkat tema tersebut karena bagi kami, di usia dewasa tepatnya ke 51 tahun, dengan harapan, IMM dapat terus menjalankan fungsinya sebagai moral force dan pemasok kesadaran bagi umat. Mampu mencerahkan umat, dan menjadi teladan bagi umat. Hari ini, IMM semakin giat mengabdi untuk bangsa bersentuhan langsung dengan masyarakat dan menjawab problematika yang terjadi disekitarnya. IMM lahir untuk mengabdi pada bangsa. Bukan mengabdi pada penguasa. Oleh karenanya, kritisisme IMM terus terjaga, independen, tanpa ditunggangi oleh kepentingan politik kelompok manapun, selain mengakomodasi kepentingan kaum Dhuafa dan Mustadha'afin, atau rakyat ‘kecil’ dan tertindas.”. Tegas Beni saat dihubungi ipublika di Jakarta (14/3).

“Menduniakan Ikatan, sudah lama dimulai oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, utamanya di periodesasi ini. Untuk ‘menduniakan ide, gagasan, dan nilai-nilai perjuangan ikatan’. Telah banyak agenda internasional, dimana IMM turut berpartisipasi didalamnya. Diantaranya Konferensi bertajuk “New Understanding of History in East Asia: From History of Conflict to the History of Shared Understanding” merupakan bentuk tanggungjawab dan dukungan IMM sebagai organisasi kepemudaan untuk ikut serta merancang dan menyelenggarakan perdamaian dunia di wilayah Asia Timur. pada 17 Agustus hingga 21 Agustus. Dan yang terkini, IMM juga turut menginisiasi Konferensi Asia-Afrika (KAA), yang akan dilaksanakan pada bulan April 2015 mendatang di Bandung. Salah satu gagasan yang didorong IMM pada kegiatan tersebut adalah mendorong terwujudnya Negara Palestina Merdeka”. Lanjutnya.

Milad IMM ke-51 yang jatuh pada tanggal 14 Maret. Diawali dengan berbagai Rangkaian kegiatan, diantaranya, Diskusi DPP IMM dengan tema “Idealisme Gerakan IMM ditengah serbuan Pragmatisme dan Politisasi Gerakan”, yang dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2015 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, aksi damai memperingati Hari Perempuan Sedunia, mengecam kekerasan terhadap perempuan, di kawasan Bundaran Indonesia, Jakarta, Minggu pagi 8 Maret, Konfrensi Pers pada tanggal 14 Maret, Seminar Internasional pada tanggal 21 Maret, di UHAMKA Jakarta, Bakti Sosial Pemeriksaan kesehatan Gratis pada tanggal 22 Maret, Seminar Kebangsaan dengan Tema “Indonesia Harmoni”, pada tanggal 25 Maret, dan ditutup pada tanggal 28 Maret dengan Lomba Futsal, Silatnas Forum Komunikasi Alumni (Fokal), dan acara puncak ceremonial pada malam harinya.

Di akhir wawancara, Beni menyampaikan pesan kepada kader-kader IMM se-Indonesia. Sambil menyampaikan selamat milad IMM.

“Selamat Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ke-51, kepada semua kader IMM se-Indonesia, Mari Menduniakan Ikatan dan Membumikan Gerakan, Mari Perjuangkan Dakwah Kebangsaan, Luruskan Kiblat Bangsa, serta jangan lupa Jadilah Kader Muhammadiyah Sejati”. Tutup Beni.


            

BWI Kota Medan: Amankan Tanah Wakaf Yang Belum Terdata

Posted on Selasa, 10 Maret 2015 Tidak ada komentar

Medan, iPublika--Badan Wakaf Indonesia (BWI) kota Medan yang sudah dilantik pada tanggal 26 Februari 2015 lalu diminta mampu mengamankan tanah wakaf.

Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. H. M. Yasir Nasution, MA, BWI Sumatera Utaa dalam sambutannya di Aula Kementrian Agama kota Medan, beberapa waktu lalu.

"Mengganti status tanah wakaf di atur sesuai dengan undang-undang, status wakaf tetap wakaf, tidak bisa berganti," ujarnya.

Menurut anggota Divisi Kelembagaan BWI Kota Medan, Syamsul Amri Siregar. STh.I, sebagai sarana ibadah dan sosial wakaf juga diperlukan untuk  mengangkat perekonomian masyarakat. 

"Tugas yang diamanahkan oleh pengurus BWI Kota Medan bukanlah hal yang mudah, berhubung persoalan tanah wakaf di kota medan sangat banyak yang belum didata, ditata dan dikelola," kata Syamsul.

"Jadi, tentunya sangat diperlukan peranan pemerintah, kepolisian, dan masyarakat untuk membantu mendata, menata dan mengelola tanah wakaf," tambah dia.

Gambar sisip 2

Mantan pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini melanjutkan bahwa wakaf juga harus mampu digerakkan untuk sektor produktif. Agar produktifitas wakaf itu hasilnya bisa dimanfaatkan oleh ummat Islam khususnya kota medan.

Dalam pelantikan tersebut turut serta dihadiri Walikota Medan Drs. H. T. Dzulmi Eldin, MSi, Ketua Kemenag Kota Medan, BWI Sumut dan KUA Se kota Medan.

DPP IMM minta PAN Prioritaskan Kader Muhammadiyah

Posted on Kamis, 26 Februari 2015 Tidak ada komentar
Logo Partai Amanat Nasional
------------------------

Kawal Target Produksi Tani, Abdya Gulirkan Program 'GEMES'

Posted on Rabu, 18 Februari 2015 Tidak ada komentar
Blangpidie. Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Barat Daya tahun 2015 ini mencoba melakukan Gerakan Meugoe Seurentak (GEMES) untuk dapat mengawal target produksi padi.

Ditargetkan 76.480,4 ton hasil panen dari luas tanam 15.022,44, IP 1,32, luas panen 13.254,70 dan provitas 5,80 ton/hektar (konstribusi 100%). Untuk memenuhi target ini menurut Maswadi, petani harus mengikuti petunjuk teknis yang telah diprogramkan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Barat Daya.

"Salah satunya mengikuti kelender tanam (KATAM) juga penanganan panen dan pasca panen yang baik disamping menjaga dan merawat tanaman padi dalam hal pemberian pupuk tepat waktu, tepat jenis dan tepat dosis, juga pemberantasan hama penyakit pada tanaman padi," ujar kadistannak disaat diwawancarai diruang kerjanya.

Maswadi SP,MPd yang merupakan putra kelahiran Meukek Aceh Selatan ini menambahkan tahun 2014 petani pada penanaman masa rendengan mengalami kekurangan pupuk. Hal itu pula yang menyebabkan turunnya produksi pada tanaman padi.

Untuk tahun ini pada MT1 (masa tanam satu) dan MT2 yang telah terjadwal pada kelender tanam mengupayakan pengawasan melekat (WasKat) bersama-sama dengan Koramil dan Babinsa tentang ketersediaan pupuk dan obat-obatan tanaman padi.
"Ada dikios-kios yang telah ditunjuk dalam jumlah dan jenis pupuk baik subsidi maupun non subsidi supaya tidak ada pupuk dan obat tersebut terjual keluar daerah lain yang mengakibatkan petani kekurangan pupuk pada musim tanam MT1 dan MT2," ujarnya.

Laporan: Muharryadi

Ada Kepentingan Raksasa Tambang Dibalik Kisruh KPK vs Polri?

Posted on Minggu, 25 Januari 2015 Tidak ada komentar
Ditengah memanasnya konflik KPK versus Polri, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan strategis yang menguntungkan raksasa tambang hari ini. Minggu.

Kegaduhan mulai dari perang tagar (tanda pagar) #SaveKPK versus #SavePOLRI hingga adu opini di sejumlah media, benar-benar membuat publik larut dan lupa, kalau negeri kita terancam kecolongan lagi.

Dramatis. Banyak kalangan mengatakan demikian. Karena kegaduhan itu berawal dari kebijakan Presiden yang mengajukan calon tunggal Kapolri. Yang sehari kemudian, calon tersebut langsung ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Kemudian Polri balik menangkap pimpinan KPK. Berbalas pantun lah dua institusi negara ini. Banyak pihak awalnya sudah menduga ada yang janggal dari peristiwa itu.

Salah satu hal janggal yang mulai bermunculan adalah pemerintah mengambil kebijakan strategis, yaitu soal kedaulatan sumber daya alam yang menguntungkan perusahaan eksplorasi, ditengah kian alotnya perseteruan KPK vs Polri.

Untuk diketahui, di saat konflik ini dimulai, ada sejumlah perusahaan tambang yang mulai ketar-ketir menghadapi habisnya batas waktu ekspor hasil tambang mentah. Bulan Januari, tahun ini.

PT Freeport Indonesia saat itu dikabarkan kian gencar melakukan lobi-lobi, untuk melonggarkan kembali batas waktu yang diberikan pemerintah.

Perihal tersebut, sempat diberitakan oleh sejumlah media, namun tidak cukup signifikan mencuri perhatian publik. Karena publik sudah terlanjur dibikin larut dalam masalah KPK vs Polri. Apalagi kisahnya kian hari kian seru saja.

Menteri ESDM, Sudirman Said kemarin kepada sejumlah media mengatakan; Pemerintah punya hak untuk memperpanjang atau tidak memperpanjang izin tersebut. Sementara Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba), Kementerian ESDM, R Suhyar bilang perpanjangan izin tersebut untuk membangun Papua.

Padahal seperti diketahui, perpanjangan izin tersebut jelas-jelas menguntungkan Freeport, karena niat untuk kembali mengekspor hasil tambang mentah, tanpa perlu selesainya pembangunan smelter, kembali terwujud. 

Sementara rakyat Papua, harus lebih banyak lagi bersabar karena kekayaan alamnya terus dikeruk, sementara janji untuk membangun industri hilir di bumi Cenderawasih itu, kembali janji tinggal janji.

Di sisi lain, perpanjangan izin ekspor bagi Freeport memang sudah sangat mendesak. Sebab, izin yang dikantongi raksasa tambang itu akan berakhir hari ini. Jika tidak diperpanjang, maka perusahaan asal Amerika Serikat tersebut terancam tak bisa ekspor, sebab belum memiliki smelter, aturan wajib yang dipersyaratkan Pemerintah era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

SBY meneken UU No 4 Tahun  2009 tentang Minerba yang mewajibkan semua perusahaan tambang membangun smelter tanggal 12 Januari 2009 lalu. Tertanggal 12 Januari 2014, tepat lima tahun UU Minerba ini terus-terusan dikangkangi.

UU tersebut seakan kehilangan marwahnya. Tahun berganti tahun, pemerintah tetap saja memberi toleransi.

Masih segar di ingatan kita, tahun lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Kementerian ESDM telah bersepakat melaksanakan Undang-Undang tersebut secara konsisten dan utuh. Bahwa setiap perusahaan tambang wajib membangun fasilitas pengolahan.

Jika tidak, para petinggi negara Indonesia itu dengan tegas menyatakan bakal menghentikan kontrak karya. Tanpa toleransi!

Yang ngotot untuk tidak lagi bernegosiasi dengan perusahaan tambang terkait smelter waktu itu termasuk politisi PDI-P, partai berkuasa saat ini. Selain dari Partai Moncong Putih, Anggota DPR-RI lain yang tergabung dalam komisi VII saat diketuai Sutan Bhatoegana juga satu suara sepakat; bahwa UU tentang Minerba itu efektif berlaku tanggal 12 Januari. Tahun ini. 

Tapi apa dikata, lobi perusahaan yang beroperasi di tanah Papua itu cukup kuat. Entah apa yang disampaikan kepada pemerintah, sehingga Freeport kembali mendapat perpanjangan waktu sampai enam bulan ke depan.

Publik nyaris tak bergeming soal ini. Di Kompas.com misalkan, tidak ada satupun pembaca yang tertarik men-share berita tersebut dari empat sosial media yang tersedia di bawah artikel. Yang ada hanyalah tujuh komentar, yang berisikan penolakan, dan kekecewaan mendalam pembaca atas kebijakan pemerintah. 

Sama halnya di Detik.com. Begitupula di JPNN, berita di tiga media online besar itu tak mendapat sambutan antusias pembaca sama sekali. Tak se-seksi berita KPK vs Polri.

Biar tak ada prasangka buruk, Pemerintah harus menerangkan secara masuk akal alasannya menyetujui perpanjangan MoU ekspor tambang itu. Dan kenapa timing kebijakannya diambil tepat ketika kisruh Polri vs KPK masih berlangsung.

Pencalonan Kapolri juga dinilai banyak kalangan terlalu terburu-buru. Tanpa alasan yang jelas. Padahal Jenderal Sutarman masih punya waktu panjang untuk menjabat, sebelum masa pensiun tiba, sekitar sembilan bulan lagi. Walhasil, Sutarman akhirnya kini jadi Jendral aktif satu-satunya yang tanpa jabatan.

Sehingga mengundang pertanyaan kita, sebenarnya seberapa serius perseteruan lembaga anti korupsi dengan Polri?

Apakah konflik yang disuguhkan itu sungguhan atau drama? Ataukah rekayasa politik yang sengaja dibuat untuk menjebak sejumlah kalangan demi kepentingan pengalihan isu? Jika iya, apakah isu yang dimaksud lebih mahal dan lebih strategis dari tagar #savePolri atau #saveKPK? Atau ini semua hanyalah fenomena kebetulan, tanpa settingan?

Semoga ada pelajaran yang bisa kita petik dari serangkaian peristiwa ini.

Wallahu a'lam bishawab.

Salam Redaksi.

share

Menarik